Didalam
menyeru kepada kebaikan tentu ada tata krama yang tidak pernah terlepas dari
makna ilmu dan akhlak. ‘ Ilmu ’ saja tanpa akhlak tidak bisa membangun, dan ‘
Akhlak ’ tanpa ilmu adalah lemah, maka harus digabungkan antara ilmu dan
akhlak. Dalam irama mengajak kepada kebaikan, tugas kita adalah menjauhkan
siapapun dari murka Allah SWT. Seorang muslim harus semakin didekatkan kepada
Allah SWT dan ditarik dengan penuh kerinduan agar ia bisa merindukan Allah SWT.
Dan yang belum masuk Islam harus diajak dengan penuh kasih sayang agar kenal
Allah SWT.
Ada beberapa hal yang harus dicermati disaat kita mengajak kepada kebaikan :
Ada beberapa hal yang harus dicermati disaat kita mengajak kepada kebaikan :
Pertama
adalah Koreksi. Disaat kita melihat kesalahan yang kita duga ada pada orang
lain, maka mula-mula yang harus kita lakukan adalah menemukan kesungguhan
sebuah kesalahan, jangan sampai terlanjur kita mengangkat suara menyalahkan
orang lain ternyata kesalahan justru ada pada diri kita. Kita harus mengoreksi
diri terlebih dahulu dengan mendiskusikannya kepada pakarnya agar jangan salah
dalam menyalahkan orang. Disini ada makna pengukuhan dan pendalaman ilmu. Jika
kita menemukan kesalahan ada pada diri kita, maka segeralah kita menginsyafinya
dan memohon maaf. Dan jika kesalahan ada pada orang lain maka saat itulah kita
menuju langkah berikutnya dalam mengajak kepada kebaikan. Artinya, jika langkah
yang pertama ini belum kita lakukan maka sungguh tidak pantas kalau kita menuju
kepada langkah berikutnya.
Kedua,
bila kita menemukan kesalahan ada pada orang lain. Kita harus bedakan apakah
kesalahan tersebut dilakukan dengan sengaja menentang Allah SWT atau
karena ia belum tahu kalau dia salah ? Karena ini adalah dua model manusia yang
sangat berbeda ketika kita mengajaknya kepada kebenaran.
Jika
ternyata ia tergolong yang melakukan kesalahan karena ia belum tahu, karenanya
ia berbuat kesalahan maka cukuplah kita tunjukkan kebenaran kepadanya dengan
keindahan dan jangan ditambah lagi dengan celaan dan cacian. Sebab saat kita
menunjukkan kebenaran kepadanya sungguh itu sama artinya kita mengatakan
kepadanya jika ia salah. Setelah itu jangan sampai kita memutuskan
silaturahim baik disaat ia menerima atau tidak kebaikan yang kita sampaikan.
Ketiga adalah Kesabaran, Jangan mudah putus asa, karena dakwah adalah perjuangan indah yang tiada henti, sebagaimana Rosulullah Muhammad SAW membangun keindahan dengan keindahan hingga beliau menghadap Allah SWT
Wallahu a'lam bissawab.
Ketiga adalah Kesabaran, Jangan mudah putus asa, karena dakwah adalah perjuangan indah yang tiada henti, sebagaimana Rosulullah Muhammad SAW membangun keindahan dengan keindahan hingga beliau menghadap Allah SWT
Wallahu a'lam bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar